Zaman belanda
Siaran pertama di
Indonesia ialah Bataviase Radio Siaran Vreniging (BRV) di Batavia yang resminya
pada tanggal 16 Juni 1925 pada saat Indonesia masih dijajah Belanda dan
berstatus swasta, kemudian berdirilah radio di daerah karena mendapat bantuan
dari Hindia Belanda.
NEDERLANDS INDISCHE
RADIO OMROEP (NIROM)
Dengan berkembangnya
siaran radio yang dipelopori BRV, pemerintah Hindia Belanda menganggap sudah
waktuny untuk mengadakan peraturan-peraturan tentang penyiaran radio (radio
omroep).
Pada tahun 1934 diresmikan
apa yang disebut "Radiowet" (Undang-undang Radio).Dengan lahirnya
Radiowet diresmikan pula perkumpulan radio yang di beri nama "Nederlands
Indische Radio Omroep atau NIROM.
BANGKITNYA RADIO
KEBANGSAAN
•Dengan
progrma-prograna siaran yang baik dan penyelenggaraan acara siaran yang
menarik,NIROM berhasil "mengalihkan" perhatian masyarakat dari
masalah-masalah politik, dan politik golongan pemimpin yang juga senang
kesenian dan kebudayaan,untuk lebih banyak bergerak di bidang tersebut.
•Tidaklah mengherankan
jika dalam waktu singkat muncullah perkumpulan-perkumpulan siaran radio Bahasa
Indonesia,yang tujuan utamanya menyiarkan kesenian dan kebudayaan Indonesia.
•SOLOSCHE RADIO
VERENIGING (SRV)
•Secara resmi SRV
didirikan tanggal 1 April 1933.Dengan demikian,SRV lebih dulu mengudara dari
pada NIROM.Sebeum SRV didirikan,di Solo sudah ada pemancar radio yang
dihadiahkan oleh SP.Mangkunegara VII kepada perkumpulan kesenian
"Javaansche Kunstkring Mardi Raras Mangkunegaran",untuk menyiarkan
klenengan ketoprak dan wayang orang.
Zaman jepang
Dalam peperangan di
Asia dan Pasifik, Jepang sebagai sekutunya Nazi Jerman dan Italia di Eropa,
mengadakan ekspansi ke arah selatan.
Pada bulan 1 Maret
1942 Belanda menyerah kepada Jepang, tepat pada tanggal 8 Maret 1942 pemerintah
Belanda dengan seluruh angkatan perangnya menyatakan menyerah kalah di Bandung
kepada balatentara Jepang.
Sejak tanggal itu
dibekas kawasan Hindia Belanda dulu berlaku pemerintahan militer Jepang atas
nama resminya waktu itu Dai Nippon. Sebagai konsekuensinya, segalanya menurut
kehendak tentara pendudukan. Demikain pula radio siaran yang tadinya berstatus
perkumpulan swasta dimatikan dan diurus oleh jawatan khusus bernama Hoso Kanri
Kyoku, yang merupakan pusat radio siaran dan berkedudukan di Jakarta.
Cabang-cabangnya yang dinamakan Hoso Kyoku terdapat di Bandung, Purwakarta,
Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Surabaya dan Malang.
Radio Sebagai Alat
Perang Urat Syaraf
Dengam maklumat resmi
Tenno Heika tanggal 8 Desember 1941 perang pasifik mulai berkobar dan Jepang
menggunakan siaran radio sebagai alat psywar atau perang urat syaraf terhadap
negara-negara Asia yang hendak dikuasainya.
Semboyan mereka
adalah untuk memerdekakan bangsa-bangsa Asia yang masi dijajag dan selanjutya
untuk bersama-sama membangun Asia Timur Raya yang makmur.
Radio Sebagai Alat
Propaganda Untuk Memenangkan Perang
Patut diketahui lebih
dahulu, bahwa berbeda dengan jaman Hindia Belanda yang hanya terdapat satu
Pemerintah Sipil, maka pada jaman Jepang terdapat tiga pemerintahan militer
pendudukan, yakni : - Tentara ke-16 dipulau Jawa dan Madura dengan pusatnya di
Batavia (kemudian dinamakan Jakarta) - Tentara ke-25 dipulau Sumatera dengan
pusatnya di Bukit tinggi. - Armada Selatan ke-2 di Kalimantan, Sulawesi,
Nusatenggara, Maluku dan Irian dengan pusatnya di Makasar (Ujung Pandang).
Dibidang radio,
semakin banyak pula pemimpin kita yang mendengarkan berita-berita luar negeri
sehingga semakin menjadi jelas situasi peperangan. Dikalangan orang-orang
radio, situasi ini mulai diperhitungkan kumungkinan kemungkinan apa yang bakal
terjadi dan apa pula
yang harus dilakukan
mengingat radio merupakn sarana komunikasi massa yang ampuh.
Zaman Kemerdekaan.
Ketika proklamasi
tidak dapat disiarkan melalui siaran radio, karena masih dikuasai oleh Jepang.
Baru pada tanggal 18 Agustus naskah proklamasi dapat didengar di seluruh tanah
air. Tanggal 11 September dibentuk sebuah organisasi radio siaran (RRI).
Pada tanggal 13
September 1945, Maladi mengadakan pertempuran dengan pemimin-pemimpin Bagian
Solo HOSO Kyoku untuk menyampaikan keputusan-keputusan rapat 11 September di
Jakarta. Kemudian Kepala Hoso Kyoku,Yasaki dam Kepala Siaran Yamamoto di beri
tahukan hasil komperensi radio di Jakarta, kecuali mengenai penyerahan pemancar
yang masih di rahasiakan mereka tidak keberatan diadakannya pertemuan dengan
semua pegawai radio untuk mendengar keterangan-keterangan Maladi tentang
berdirinya Radiio Republik Indonesia.
•RRI Saat Detik-detik
Kemerdekaan Republik Indonesia
•Pada tanggal 14
Agustus 1945 Bung Karno dan Bung Hatta tiba di Bandar Udara Internasional
Kemayoran dari Saigon. Jusuf Ronodipoero meliput di bandara. Dalam wawancaranya
di bandara, Bung Karno mengatakan bahwa untuk memperoleh kemerdekaan tidak
perlu menunggu jagung berbunga. Bung Karno mengutip ramalan joyoboyo, dan pada
waktu itu tidak ada yang tahu bahwa Kaisar Jepang telah menyatakan menyerah
kepada Sekutu. Pada tanggal 16 Agustus 1945 komplek radio tetap dijaga ketat
oleh kampetai (tentara Jepang). Siaran dalam negeri berjalan seperti biasa
membawakan lagu-lagu Jepang dan Indonesia, serta berita-berita yang masih
menyatakan kemenangan Jepang.
•Pada tanggal 17
Agustus 1945 pagi hari, siaran dalam negeri terus berjalan, dan berita
disiarkan dari sumber Domei (Kantor Berita Jepang). Sekitar pukul 17.30, ketika
pegawai bersiap-siap berbuka puasa, seorang wartawan kantor berita Jepang
Syachruddin berhasil menyusup ke gedung radio dan ke ruang pemberitaan dengan
membawa teks proklamasi yang diterimanya dari Adam Malik untuk disiarkan
melalui radio. Pada pukul 18.00 petugas pemberitaan, siaran dan teknik
berunding di ruangan pemberitaan untuk mencari kesempatan menyiarkan teks
proklamasi. Petugas teknik menginformasikan bahwa studio luar negeri yang tidak
mengudara, berada dalam keadaan kosong. Studio itu dapat dipergunakan dan
petugas teknik mengatur line modulasi dari sana bisa langsung ke pemancar 10 kw
yang terletak di Tanjung Priok. •Tepat pukul 19.00 teks proklamasi dibacakan
secara bergantian dalam bahasa Indonesia oleh Jusuf Ronodipoero daj dalam
bahasa Inggris oleh Suprapto. Penyiaran teks proklamasi tersebut melalui radio
di Jakarta berlangsung berkali-kali selama 15 menit dan pembacaan yang sama
dilakukan juga oleh Radio Bandung. Pada pukul 20.30 WIB para kampetai datang ke
ruang pemberitaan karena peristiwa penyiaran teks proklamasi telah diketahui
oleh Jepang, dan menyiksa seluruh petugas radio yang menyiarkan teks
proklamasi, hal yang sama juga dialami oleh Radio Bandung dihentikan pada pukul
21.00 WIB.
•Dengan demikian
bahwa radio sepeninggalnya Jepang di Indonesia diserahkan sepenuhnya kepada
Republik Indonesia, dan ini merupakan cikal bakal dari berdirinya Radio
Republik Indinesia dan hingga saat ini RRI terus berjuang demi eksistensinya
dibidang komunikasi dengan semangat ”Sekali di udara tetap diudara”.
Lahirnya Radio
Republik Indonesia
•Dengan dihentikannya
siaran radio dari semua Hoso Kyoku sejak tanggal 19 Agustus 1945. Masyarakat
menjadi buta berita. Yang sangat menggelisahkan masyarakat adalah tidak
diketahui apa yang harus dilakukan setelah Indonesia diproklamasikan sebagai
negara merdeka sejak 17 Agustus 1945.
•Bagi orang radio
semakin jelas, bahwa dalam situasi yang demikian, siaran radio merupakan alat
yang mutlak diperlukan oleh pemerintah Republik Indonesia untuk berhubungan dan
memberi tuntunan kepada rakyat, apa yang harus dikerjakan.
•Dari berita-berita
radio luar negeri diketahui, bahwa yang akan menduduki Jawa dan Sumatera adalah
tentara Inggris atas nama sekutu. Tugas mereka melucuti tentara Jepang dan
memelihara keamanan, sampai pemerintahan Belanda dapat menjalankan kembali
kekuasaanya di Indonesia.
•Dengan berita-berita
itu kita ketahui, bahwa kedaulatan Belanda atas Indonesia masih diakui oleh
sekutu. Suatu pemerintahan yang disebut "Netherlands Indie Civil
Administration" disingkat NICA, akan didirikan di Indonesia oleh
pemerintah kerajaan Belanda.
•Masalah yang akan
dihadapi Republik Indonesia dalam waktu dekat adalah :
•Sebelum tentara
Inggris datang, tentara Jepang akan memegang kuasa dari sekutu menjaga keamanan
di Indonesia;
•Setelah tentara
Inggris datang (menurut berita luar negeri akhir September 1945), Pemerintah
Republik Indonesia harus berhadapan dengan tentara Inggris dan Nica.
•Setelah tentara
Inggris selesai dengan tugasnya, pemerintah Republik Indonesia harus berhadapan
dengan tentara Belanda yang akan menggantikan tentara Inggris.
•Jika Pemerintah
Republik Indonesia berpegang teguh pada proklamasi 17 Agustus dengan UUD 45
yang mulai berlaku 18 Agustus 1945, Pemerintah Republik Indonesia harus menolak
beroperasinya tentara Inggris dan NICA di wilayah kedaulatannya akan dilanggar.
•Dalam menghadapi
masalah-masalah tersebut,jelaslah,pemerintah RI harus mempunyai hubungan yang
cepat dan erat dengan seluruh rakyat yang akan mrnjadi kekuatan utama.
•Satu-satunya alat
komunikasi ialah siaran radio.sesuai dengan pemikiran sebelumnya,maka sebelum
tentara Inggris mendart kita sudah harus melaksanakan:
•Pembentukan satu
organisasi siaran radio nasional.
•Menguasai semua
pemancar di 8 stasiun radio didaerah Jawa.
•Untuk itu tidak ada
jalan lain,kecali mengadakan pertemuan dengan wakil-wakil dari 8 bekas Hoso
Kyoku. Tempat yang dipilih adalah Jakarta.
0 comments:
Post a Comment